CORONA VIRUS disease 2019 (Covid-19) merupakan virus yang sangat infeksius. Studi melaporkan bahwa pasien positive Covid19 yang memiliki penyakit penyerta (cormobidities) termasuk Diabetes Mellitus (DM) memiliki prognosis yang buruk dan tingkat mortality yang sangat tinggi yaitu sekitar 16,5 persen dibandingkan tanpa DM.
Disisi lain, komplikasi DM seperti ulkus diabetic memerlukan perawatan secara terus menerus. Sekitar 80 persen luka diabetic memerlukan
perawatan di rumah sakit maupun rawat jalan yang berlangsung lama (long term care). Di saat peningkatan kasus Covid-19 di DIY di bulan Juni
2021 ini, dan dengan pemberlakuan PPKM serta penerapan protokol Covid-19 (stay at home), serta tingginya pasien terkonfimasi positif, keluarga memiliki peran yang sangat vital. Keluarga dapat berperan dalam keberlangsungan perawatan luka diabetic di rumah untuk mencegah keparahan dan komplikasi luka seperti nekrosis dan osteimilitis yang berahir pada amputasi.
Keluarga (caregiver) merupakan orang terdekat yang dalam kesehariannya bertemu langsung di rumah sehingga perlu adanya upaya memaksimalkan peran dalam managemen luka diabetic.

Dampaknya, tercipta perawatan luka diabetic yang baik dan benar berbasis keluarga di rumah dengan tetap menerapkan protocol Covid-19.
Beberapa permasalahan seperti keterbatasan pengetahuan dan keterampilan mengenai manajemen DM, dan luka diabetic menyebabkan peran keluarga menjadi kurang optimal. Tim Keperawatan Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta mencoba berperan aktif berkolaborasi dengan Homecare PKU Muhammadiyah Yogyakarta melakukan kegiatan sosial di masa pandemik.

Mereka melakukan homecare dan edukasi untuk optimalisasi peran keluarga melalui program ‘’Manajemen Luka Diabetic Berbasis Keluarga (Meludik-Siska) di Masa Pandemic Covid-19 di Kota Yogyakarta’’.
Program Meludik-Siska merupakan bagian kegiatan Catur Darma perguruan tinggi yang lolos mendapatkan pendanaan hibah PKMDIKTI 2021.
Libatkan Ahli Program tersebut melibatkan ahli gizi dan perawatan luka yang berkolaborasi dengan perawat klinik homecare RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Homecare dilakukan dengan standar prokes Covid-19 secara langsung disertai edukasi dengan sistem online secara pribadi maupun berkelompok secara gratis.  Pasien dan keluarga akan mendapatkan paket alat perawatan luka sederhana dan dressing/balutan yang bisa digunakan melakukan perawatan luka secara mandiri tetapi tetap dalam pemantauan ahli.
Peserta merespon positif program ini. Secara umum peserta program menyampaikan telah terfasilitasi antara kebutuhan informasi pengetahuan dan penguatan manajemen DM dalam situasi lonjakan kasus Covid-19 yang mengharuskan tetap stay at home. Mereka merasa lebih aman karena mengurangi risiko terpapar dengan meminimalisir frekuensi kontak dengan orang luar atau berpergian keluar rumah untuk perawatan.
Bagi yang phobia dengan rumah sakit akibat Covid-19 juga merasa terbantu, serta mengurangi biaya ditengah keterbatasan ekonomi pasien
sehingga secara tidak langsung berdampak mengurangi beban ekonomi keluarga dan meningkatkan derajad kesehatandan kualitas hidup.
Program ini akan terus berkelanjutan khususnya bagi peserta untuk memenuhi kebutuhan informasi pasien dan keuarga dalam melakukan manajemen perawatan luka DM.(36)

Oleh: Wantonoro MKep Ns SpKep.B PhD, Dosen Keperawatan,
Fikes, Universitas Aisyiyah Yogya